Menjadi Peserta Seminar "International Seminar - Enhancing The Quality Of Experience In Mobile Multimedia"

Hari ini saya baru saja mengikuti seminar, yang diadakan di kampus saya, yang berjudul "Enhancing The Quality Of Experience In Mobile Multimedia". Dari judul seminarnya saja bisa dilihat, yaitu menggunakan bahasa inggris, dan juga bila melihat judul tulisan saya kali ini yaitu terdapat kata "International Seminar", sudah bisa ditebak bahwa seminar kali ini menggunakan bahasa pengantar: bahasa inggris.

Pertama kali saya mengetahui info seminar ini yaitu kemarin. Saya penasaran, dan berniat untuk hadir di seminar tersebut. Saya mendapatkan info seminar tersebut setelah menoleh ke situs berikut, yaitu informasinya berada pada kolom Berita Studentsite yang terletak di posisi kanan sedikt ke bawah dari antarmuka situs tersebut. Waktu itu, saya melihat ada informasi terbaru, yaitu berjudul Seminar International. Dengan rasa ingin tahu, saya coba baca lebih lanjut mengenai info tersebut. "Wow ada seminar. Terdapat 3 pembicara dan 2 diantaranya pembicara dari luar negeri. Lumayan nih sembari mengisi waktu luang," celoteh saya saat membaca lebih lanjut info tersebut.

Tanpa pikir panjang, saya mencoba mendaftar seminar tersebut pada halaman berikut . Bagaimana kelanjutannya? Situs tersebut memberitahukan bahwa kuota pendaftaran sudah penuh. "Oalahhh.. Cepat sekali habisnya," gumam saya lirih.

Ternyata takdir berkata lain. Beberapa jam setelah itu, tiba-tiba hape saya berbunyi. "Tringgg Trunggg". Ternyata ada 2 pesan singkat baru dari teman saya. Keduanya memberitahukan bahwa saya dan teman-teman sekelas diundang langsung untuk mengikuti seminar tersebut. Tersenyumlah saya seketika kala itu.

Akhirnya, saat ini saya baru saja selesai mengikuti seminar tersebut. Sekarang akan saya ceritakan sedikit mengenai jalannya seminar yang telah saya ikuti tadi.

Seminar Yuks Seminar

Tadi saya datang agak telat. Sesampainya di ruang seminar pun semua mahasiswa sudah sibuk mendengarkan para pembicara. Saat itu pula saya ikut-ikutan sibuk untuk mencari rekan-rekan sekelas saya. Mereka tak kunjung muncul di pandangan saya. Oleh karena itu, saya memutuskan untuk duduk bersama 2 gadis yang saya temukan di luar saat proses penandatanganan seminar. Bukan gadis biasa, melainkan rekan asisten. "Haloo kakak.." Kami duduk di belakang. Dan ternyata tidak hanya 2 rekan asisten tersebut yang ada di ruangan seminar, melainkan masih ada beberapa lagi rekan asisten lainnya yang datang mengikuti seminar. Kebetulan sekali.

Pembicara pertama : Mr Hans (sumber: http://www.bth.se/web/forskning.nsf/bilder/radio_jpg/$file/radio.jpg)
Saya duduk sejenak, kemudian saya mengalihkan pandangan saya ke arah depan. Ternyata saat itu yang sedang berbicara yaitu Bapak Professor Dr.-Ing. Hans-Jürgen Zepernick. Beliau ini merupakan Research Director of Radio Communication Group, Blekinge Tekniska Högskola, Swedia. Tiba-tiba saya teringat wajah beliau, bahwa beliau ini sempat menjadi pembicara seminar yang saya ikuti beberapa tahun lalu, tepatnya pada tanggal 24 November 2011 pada seminar berjudul "Cognitive Radio: Paving The Way To Future Radio Communication" dan juga pada tanggal 22 Oktober 2012 pada seminar berjudul "Technological Advances And Challenges In Telecommunications". Bahkan saya juga sempat berfoto bersamanya.


Beliau menyampaikan materi seminar layaknya orang Swedia kebanyakan (mungkin), suara pelan dan tempo yang cepat. Mungkin ini memang ciri khasnya, namun menjadi masalah bagi kami penduduk Indonesia yang tak terbiasa mendengarkan bahasa asing. Sedikit kendala memang. Hal ini seharusnya memotivasi saya untuk lebih giat lagi mempelajari bahasa asing.

Saya memantau dari sini
Karena saya tidak mendengarkannya dari awal, maka tidak banyak yang saya dapat. Saya juga sempat mencatat materi presentasi dari beliau.


Di podium, tidak hanya Mr. Hans saja seorang, melainkan masih ada lagi 3 lainnya, yaitu Bapak Professor Dr.-Ing. Markus Fiedler, Bapak Dr. Tubagus Maulana Kusuma, dan yang terakhir dan bertindak sebagai moderator yaitu Bapak Dr.rer.nat. Avinanta Tarigan.

Setelah beliau selesai menyampaikan materi seminarnya, kemudian bapak moderator, Bapak Avinanta, menyimpulkan kembali apa yang telah disampaikan oleh Mr. Hans. Masalah yang sedang dialami dari komunikasi radio, yaitu spektrum radio mulai menipis. Terobosan baru sebaiknya dilakukan, yaitu diantaranya dengan tekhnik cognitive radio dan cooperative communication. Cognitive radio yaitu mencari hole untuk memaksimalkan frekuensi radio. Selain itu, tidak perlu juga kualitas yang bagus, melainkan lebih baik faktor experience yang bagus. Kira-kira seperti itu.

Seminar dilanjutkan dengan pembicara yang kedua, yaitu Bapak Professor Dr.-Ing. Markus Fiedler. Beliau membawakan materi presentasinya yang berjudul "Quality of Experience Lessons Learned". Pada sesi kali ini beliau mengenalkan kepada peserta seminar mengenai QoS (Quality of Service) dan QoE (Quality of Experience).

Yang sempat saya catat dari presentasi beliau.


Setelah itu Bapak Avinanta menyimpulkan kembali apa yang telah disampaikan oleh Mr. Markus. Frekuensi semakin lama semakin penuh, hal itu menyebabkan QoS semakin menurun. Dalam mempelajari QoE, kita membicarakan mengenai masalah suka dan tidak suka. Contohnya saat menonton bola. Apakah seru apabila kita sedang menonton bola kemudian saat sampai kepada bagian yang seru, misalnya saat-saat terjadinya goal, layar kaca yang sedang kita lihat kemudian terjadi delay, dan menyebabkan peristiwa goal tersebut terlewati. Sebagai pencinta sepakbola, bagaimana perasaan Anda kala itu? Hal yang menjengkelkan bukan. Akan lebih baik apabila kita mengurangi kualitas video namun tetap dapat menonton pertandingan sepak bola tanpa adanya delay tersebut. Kira kira seperti itulah yang dipelajari di dalam QoE.

Selanjutnya pembicara ke-3, Bapak Dr. Tubagus Maulana Kusuma, yang akan melanjutkan jalannya seminar siang tadi. Slide presentasi berjudul "UG-BTH Cooperation - Past, Present, and Future" pun beliau bawakan dengan berdiri di depan podium. Pada sesi kali ini disebutkan mengenai beberapa riset dan penelitian apa saja yang telah dilakukan oleh Universitas Gunadarma dan BTH. Sejak dari tahun 2011 sampai tahun yang akan datang sepertinya masih akan terus berlanjut, karena teknologi yang terus berkembang dengan cepat.

Ketiga pembicara pun telah selesai menyampaikan materi seminarnya. Setelah itu dibukalah sesi pertanyaan kepada para peserta seminar. Pada seminar kali ini dan kesekian kalinya yang saya ikuti, lagi-lagi saya tidak sempat menanyakan kepada para pembicara. Kalau dalam seminar kali ini mungkin saya dapat beralasan karena faktor "kendala bahasa." Ya, cukup mengkhawatirkan bukan untuk seorang mahasiswa semester 8.


Seminar pun ditutup. Seperti biasa, setiap seminar berakhir, para peserta seminar pun mendapat oleh-oleh berupa sertifikat. Saya sendiri juga masih bingung untuk diapakan nanti sertifikat ini. Sementara ini kumpulkan saja dulu dan simpan dengan rapih.

Sampai jumpa di seminar yang lainnya!

Comments

Popular posts from this blog

Apa Itu Kaskus

3 Tingkatan Cinta dan Berbagai Bentuk Cinta

Apa itu Desk Checking? Pengecekan Meja-kah?