Apa itu Desk Checking? Pengecekan Meja-kah?
Beberapa hari yang lalu, saya baru saja mengenal suatu istilah baru (atau saya yang baru tahu) dalam dunia teknologi informasi, yaitu "Desk Checking". Pertama kali saya mendengar istilah tersebut pikiran saya langsung menuju ke arah "meja". Desk Checking-kan kalau diterjemahkan menjadi Pengecekan Meja. Pengecekan meja? Apa yang dicek ya kira-kira? Namun, setelah mencari tahu lebih lanjut, ternyata memang ada hubungannya dengan meja. Tapi.. ada tapinya nih. Yang nantinya dicek bukan meja sembarang meja, melainkan (lanjut baca dulu yukk, jawabannya ada dibawahnya).
Seperti kebanyakan mahasiswa jurusan komputer lainnya, seringkali kita dihadapkan pada suatu keadaan untuk membuat suatu program. Hmm, menurut kalian, lebih enak langsung mulai memprogram di depan komputer atau menuliskan algoritmanya terlebih dahulu?
Kalau menurut saya, dan juga menurut para pakar lainnya, sebelum membuat program lebih baik kita menuliskan algoritmanya terlebih dahulu. Mengapa? Algoritma bisa diartikan sebagai jalan cerita atau langkah-langkah dalam penyelesaian suatu masalah. Kalau kita sudah paham algoritmanya, kita hanya perlu mengaplikasikannya ke dalam bentuk program. Nah, berarti nanti tantangannya hanya masalah teknikal saja.
Diatas kita mengenal istilah Desk Checking. Apa sebenarnya pengertian istilah ini?
Desk Checking adalah suatu teknik manual (tidak terkomputerisasi) yang digunakan untuk memeriksa logika dari suatu algoritma. Layaknya soal ujian yang perlu diperiksa, algoritma pun juga seperti itu. Untuk meminimalisir kesalahan, perlu dilakukan proses pengecekan algoritma sebelum membuat program. Karena algoritma dibuat oleh tangan manusia, menjadi wajar apabila terdapat beberapa kesalahan. Mungkin lain halnya dengan algoritma Tuhan, biasa kita sebut dengan istilah "takdir", yang 100% benar dan pasti terjadi.
Dengan adanya Desk Checking, kita dapat menghemat waktu dalam menulis suatu program. Karena kita dapat memilah dan memilih suatu cara tercepat dalam menyelesaikan suatu masalah tersebut.
Menurut beberapa sumber yang saya baca, teknik Desk Checking ini terbagi menjadi 3, yaitu: Sequence Desk Checking, Selection Desk Checking, dan terakhir Iteration Desk Checking. Perbedaannya hanyalah dalam proses pemeriksaan algoritmanya. Kalau Sequence itu pemeriksaan algoritmanya dilakukan satu demi satu dari atas ke bawah. Sedangkan, Selection itu pemeriksaan algoritmanya seperti logika kondisi (If, Else, Else If), jika benar maka bla-bla-bla dan jika salah maka bli-bli-bli. Dan yang terakhir, Iteration itu pemeriksaan algoritmanya seperti logika perulangan (For).
Nah, sampai disini bagaimana? Sudah cukup membantu atau belum?
Ohya, ngomong-ngomong kenapa namanya harus berhubungan dengan "meja" ya. Hmm, mungkin karena penulisan algoritma itu sendiri sering dilakukan di atas meja. Berarti yang dicek bukan meja sembarang meja, melainkan kertas berisi algoritma yang (mungkin saja) ada di atas meja. Bisa-bisa.
(sumber: http://blog.emilysuess.com) |
Seperti kebanyakan mahasiswa jurusan komputer lainnya, seringkali kita dihadapkan pada suatu keadaan untuk membuat suatu program. Hmm, menurut kalian, lebih enak langsung mulai memprogram di depan komputer atau menuliskan algoritmanya terlebih dahulu?
Kalau menurut saya, dan juga menurut para pakar lainnya, sebelum membuat program lebih baik kita menuliskan algoritmanya terlebih dahulu. Mengapa? Algoritma bisa diartikan sebagai jalan cerita atau langkah-langkah dalam penyelesaian suatu masalah. Kalau kita sudah paham algoritmanya, kita hanya perlu mengaplikasikannya ke dalam bentuk program. Nah, berarti nanti tantangannya hanya masalah teknikal saja.
Diatas kita mengenal istilah Desk Checking. Apa sebenarnya pengertian istilah ini?
Desk Checking adalah suatu teknik manual (tidak terkomputerisasi) yang digunakan untuk memeriksa logika dari suatu algoritma. Layaknya soal ujian yang perlu diperiksa, algoritma pun juga seperti itu. Untuk meminimalisir kesalahan, perlu dilakukan proses pengecekan algoritma sebelum membuat program. Karena algoritma dibuat oleh tangan manusia, menjadi wajar apabila terdapat beberapa kesalahan. Mungkin lain halnya dengan algoritma Tuhan, biasa kita sebut dengan istilah "takdir", yang 100% benar dan pasti terjadi.
Menulis algoritma di atas kertas (sumber: http://serc.carleton.edu) |
Dengan adanya Desk Checking, kita dapat menghemat waktu dalam menulis suatu program. Karena kita dapat memilah dan memilih suatu cara tercepat dalam menyelesaikan suatu masalah tersebut.
Menurut beberapa sumber yang saya baca, teknik Desk Checking ini terbagi menjadi 3, yaitu: Sequence Desk Checking, Selection Desk Checking, dan terakhir Iteration Desk Checking. Perbedaannya hanyalah dalam proses pemeriksaan algoritmanya. Kalau Sequence itu pemeriksaan algoritmanya dilakukan satu demi satu dari atas ke bawah. Sedangkan, Selection itu pemeriksaan algoritmanya seperti logika kondisi (If, Else, Else If), jika benar maka bla-bla-bla dan jika salah maka bli-bli-bli. Dan yang terakhir, Iteration itu pemeriksaan algoritmanya seperti logika perulangan (For).
Nah, sampai disini bagaimana? Sudah cukup membantu atau belum?
Ohya, ngomong-ngomong kenapa namanya harus berhubungan dengan "meja" ya. Hmm, mungkin karena penulisan algoritma itu sendiri sering dilakukan di atas meja. Berarti yang dicek bukan meja sembarang meja, melainkan kertas berisi algoritma yang (mungkin saja) ada di atas meja. Bisa-bisa.
Comments
Post a Comment