(Puisi) Mesin Berhati Manusia
sumber: illustrationsource.com |
Hai Adinda.. Bagaimana kabarmu sekarang, Adinda?
Sudah lama ya kita tidak bercengkerama seperti ini. Ohya, Adinda. Masih ingatkah akan "gombalan" yang pernah aku tujukan kepadamu? Yang bertema sistem dan pengolahan citra. Tetapi sesungguhnya itu adalah lebih dari sekedar gombalan, melainkan luapan perasaanku kepadamu.
Ohya, beberapa hari yang lalu aku baru saja mempelajari mata kuliah
Analisis Kinerja Sistem. Aku mendapatkan tugas untuk menganalisis mesin
ATM. Saat aku berhadapan dengan mesin ATM tersebut, entah mengapa
sepertinya aku sedang berhadapan dengan dirimu. Apakah ini yang namanya
halusinasi? Ataukah fatamorgana?
Adinda.. Kali ini aku ingin memberikan beberapa patah kalimat yang sedang berputar-putar di pikiranku saat ini mengenai mesin tersebut, yang sayang sekali apabila tidak kunyatakan kepadamu. Entah kali ini kau menyukai ucapanku atau tidak, tetapi aku harus mengatakan sesuatu kepada dirimu.
Adinda..
Seandainya kamu adalah mesin ATM, biarkanlah aku yang menjadi kartu ATM nya. Agar aku dapat keluar masuk untuk dapat mengenal lebih jauh mengenai kehidupanmu. Sifat baikmu, ramah senyummu, dan tutur katamu, yang membuatku semakin penasaran terhadap dirimu.
Seandainya kamu adalah mesin ATM, aku rela menjadi kamera CCTV yang berada satu ruangan bersamamu. Aku akan selalu siap mengawasimu setiap saat. Sepertinya berat. Yang berat adalah bukan karena aku harus terus memperhatikanmu setiap saat, melainkan karena memandangimu sebentar saja terkadang aku sudah tak sanggup. Tak kuasa untuk menyaksikan aura kecantikan yang kau miliki.
Seandainya kamu adalah mesin ATM, aku juga rela menjadi perangkat lunaknya. Kita dapat bersama-sama melaksanakan tugas mulia untuk kepentingan orang banyak. Kita juga merupakan bukti kemajuan teknologi. Aku juga akan selalu belajar tanpa kenal lelah untuk selalu menambah fitur-fitur agar kita bisa menjadi yang terbaik dibandingkan yang lainnya.
Adinda, semoga kau tak lelah apabila menjadi mesin ATM tersebut. Apabila kau lelah, aku senantiasa siap untuk menggantikan dirimu. Aku akan selalu menunggu kedatanganmu, kapanpun hingga kau siap kembali mengarungi perjalanan kita bersama-sama. Walaupun sebanyak apapun transaksi yang kita temui, semoga kita dapat belajar banyak melalui pengalaman tersebut.
Ohya, satu lagi. Aku hampir lupa.
Seandainya kamu adalah mesin ATM, jadilah mesin yang manusiawi. Yaitu mesin yang berhati manusia..
Comments
Post a Comment