Review : World Financial Flow

Uang memiki banyak fungsi, diantaranya sebagai alat tukar, penanda kesejahteraan dan kekayaan seseorang. Dengan memiliki banyak uang mungkin kita bisa membeli apa saja yang kita mau, hmm terkecuali kebahagiaan. Ya banyak uang belum tentu bahagia. Oke, dalam tulisan saya kali ini saya tidak ingin membahas mengenai uang, kebahagiaan, dan semacamnya. Namun, saya hanya ingin mengulas materi kuliah yang baru saja saya pelajari yaitu "Sistem Informasi Asuransi & Keuangan". Oke pelajaran dimulai!
Oke saya mulai dari kata uang. Apa yang kalian pikirkan bila mendengar kata "uang"? Seperti yang sudah saya singgung sedikit diatas, uang berfungsi sebagai alat tukar. Dengan uang kita bisa menukar barang atau jasa yang kita inginkan dengan uang yang kita punya. Mungkin kalian bisa merasakan bagaimana susahnya pada zaman dahulu sebelum uang dibuat. Tak ada takaran yang jelas mengenai pertukaran barang. Dan sekarang kita bisa merasakan nikmatnya keberadaan uang yang biasanya kita gunakan untuk mendapatkan barang dan jasa. Selain itu uang juga bisa sebagai penanda kesejahteraan dan kekayaan seseorang. Mereka yang memiliki banyak uanglah yang (kebanyakan) berkuasa di negeri kita ini. #abaikan

Tak semuanya di dunia ini memiliki banyak uang, ataupun memiliki sedikit uang. Perlu diberi keseimbangan. Antara si banyak uang dan yang membutuhkan uang harus berinteraksi, apabila yang membutuhkan tersebut menginginkan sejumlah uang dari si banyak uang tersebut. Oke, supaya tidak bingung kita misalkan saja si banyak uang itu kita sebut si A, dan yang membutuhkan uang kita sebut si B.


Karena si B sedang membutuhkan uang, otomatis mereka meminta tolong kepada si A untuk meminjamkan sejumlah uang miliknya (sesuai kesepakatan) kepada si B. Namun, apakah si A langsung memberikan uang kepada si B. Oke oke gini aja deh, kita anggap A dan B belum pernah bertemu sebelumnya dan tidak saling kenal, dan diantara mereka tidak ada yang tahu apakah A memiliki banyak uang ataupun sebaliknya. Bagaimana jika kira-kira si B meminta uang kepada si A? Belum tentu dikasih bukan? Haha. Mari kita coba analisis sedikit.

Ada dua faktor yang melancarkan transaksi peminjaman uang tersebut. Yang pertama faktor "trust" alias faktor kepercayaan, mereka harus saling kenal dan saling percaya terlebih dahulu. Dan yang kedua faktor "uang", ya salah satu diantara mereka harus ada yang memiliki uang lebih yang untuk dipinjamkan tentunya.

Dalam kasus ini si B telah berhasil meyakinkan si A untuk meminjamkan uangnya, katakanlah jumlah nominalnya 500 juta. Yeahhh! Berhasil! Tapi bagaimana yakinnya si A bahwa uangnya akan dikembalikan oleh si B? Apakah si A tidak takut jika si B kabur membawa uang dengan jumlah yang fantastis tersebut. Andaikata saya adalah si A, maka saya pasti takut. 500 juta bayangin cobaaaa.


Untuk mencegah situasi seperti ini maka si A membutuhkan seorang calo atau perantara yang menghubungkan antara si A dan si B tersebut. Ya, perantara ini dalam kehidupan nyata adalah Bank. Lalu bagaimana kelanjutannya?


Bank menjanjikan 5% keuntungan apabila siapapun yang menyimpan uangnya di Bank. Oleh karena itu, si A menyimpan uangnya di bank dengan mengharapkan keuntungan tersebut dan meminimalisir resiko yang terjadi. Kemudian si B meminjam lewat bank, dan bank memberikan 7% bunga yang harus dibayar oleh si B. Otomatis Bank memperoleh keuntungan 2% dari transaksi tersebut.

Asuransi Jiwa
Yang menjadi masalahnya, kenapa Bank berani memberikan 500 juta kepada si B? Tidakkah terpikir oleh bank bahwa si B tidak sanggup mengembalikan uang 500 juta tersebut. Entah itu karena bangkrut ataupun si B kehilangan nyawanya (meninggal dunia). Seram ya, dan perlu diingat hal ini mungkin saja terjadi! Untuk menyikapi hal ini bank meminta tolong kepada perusahaan asuransi untuk memberikan jaminan 500 jutanya. Kita namakan saja perusahaan asuransi ini PT. XYZ. Bank memberikan uang 10 juta kepada PT. XYZ, dan PT. XYZ akan menanggung uang sebesar 500 juta tadi.

Namun setelah dipikir-pikir ternyata PT. XYZ tidak sanggup untuk menanggung semua sendiri, dan PT. XYZ mencari perusahaan asuransi lain untuk membantunya. Dari uang 10 juta, maka diambillah 2 juta dan PT. XYZ menanggung 100 juta. Perusahaan asuransi lain yang menyanggupi permintaan tersebut yaitu PT. DEF. PT. DEF ini dinamakan perusahaan reasuransi. Sama halnya dengan PT. XYZ, PT. DEF ini hanya sanggup menanggung 100 juta, dan PT. DEF tersebut mengambil 2 juta. Kemudian PT. DEF ini melemparkan lagi perusahaan asuransi terakhir yaitu PT. HIJ. PT. HIJ inilah yang dinamakan perusahaan retrocessi. Dengan demikian perusahaan inilah yang menjadi perusahaan asuransi yang terakhir.

Asuransi Kerugian / Umum / General
Misalnya si B mengalami kerugian atau mungkin saja bangkrut. Maka B meminta tolong kepada perusahaan PT. KLM untuk memberikan asuransi 1M. Sama seperti tadi PT. KLM mencari perusahaan reasuransi PT. DEF dan PT. DEF juga mencari perusahaan retrocessi PT. HIJ untuk membantu PT. KLM tadi.

Pasar Modal
Si A ternyata melihat gerak-gerik Bank yang memperoleh keuntungan 2% (7%-5%) dengan hanya "diam saja". Karena itu, si A tidak tinggal diam. "Kenapa bank yang hanya diam saja (sebagai perantara) bisa mendapatkan keuntungan sebesar 2%. Kenapa bukan gue yang mendapat keuntungan?" begitu pikirnya. Akhirnya dia mencari alternatif lain untuk mendapatkan keuntungan yang layak (menurut dia), melalui Pasar Modal.

Sekarang kita misalkan si B memiliki sebuah perusahaan dan dinamakan PT. B. Di pasar modal PT. B menjual beberapa sahamnya untuk mendapatkan uang, dan si A berminat membeli saham tersebut. Otomatis B mendapatkan sejumlah uang dari si A akibat menjual beberapa sahamnya tersebut.

Kemudian Bank (Bank Siti), PT. XYZ, dan PT. KLM masuk ke pasar modal.
Ternyata PT. HIJ, yang berada di negara yang berbeda tersebut, memiliki anak perusahaan yaitu PT. OPQ, PT. RST, dan PT. UVW. Dan ketiga PT tersebut membeli beberapa saham, berikut gambarannya

OPQ

  • Siti = 20%
  • XYZ = 21%
  • KLM = 22%

RST

  • Siti = 15%
  • XYZ = 10%
  • KLM = 10%

UVW

  • Siti = 10%
  • XYZ = 20%
  • KLM = 15%

Apa yang ada di pikiran kalian sekarang mengenai fenomena diatas? Ya, ketiga perusahaan diatas menguasai pasar modal, itu berarti PT. HIJ sebagai induk ketiga perusahaan tersebut menguasai pasar modal. Bukan main!

Leasing
Oke, saatnya berpindah ke kasus lain. Ada PT. TLE, PT tersebut bergerak dalam bidang jual beli kendaraan. PT. TLE memiliki dua anak perusahaan, yang pertama PT. ELT terfokus pada jual beli motor, dan yang kedua PT. LET terfokus pada jual beli mobil. 


Saat di tengah jalan, induk perusahaan PT. TLE menyadari bahwa tidak semua masyarakat sanggup membeli tunai untuk setiap motor dan mobil. Untuk menyikapinya PT. TLE melakukan kerja sama dengan Bank Siti untuk membuat sebuah PT bernama PT. ARD yang berfungsi sebagai Leasing, bertugas memberikan kredit kepada para calon pembeli motor atau mobil di perusahaan tersebut.

Oke demikian penjelasan singkat mengenai mata kuliah yang baru saja saya ikuti "Sistem Informasi Asuransi dan Keuangan". Semoga bermanfaat, terutama bagi kalian yang membutuhkan. Terima Kasih. Sukses terus buat kalian semua!
- Mahisa Ajy Kusuma

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

3 Tingkatan Cinta dan Berbagai Bentuk Cinta

Apa Itu Kaskus

Persamaan Harapan dan Cita cita