Cerita dari dan untuk Asisten Baru

Hari ini hari sabtu malam ya, berarti malam minggu kan? Habis darimana saja kalian? Kalo gue sih dari.. ah sudahlah haha. Kali ini saya mau sharing sedikit pengalaman tentang... (bla-bla-bla.. baca aja lebih lanjut dibawah ya)..

Ohya teman-teman mahasiswa, bagaimana kehidupan kalian di kampus tercinta? Sudah move on dari hal-hal yang berbau penggalauan apa belum? Uuu kasihannn.. Nah, teruntuk mahasiswa Gunadarma, perkuliahan kalian kalau tidak salah sudah berjalan 2 minggu ya. Ada kabar baik nih dari laboratorium sistem informasi, bahwa minggu depan yang terhitung beberapa hari lagi dari sekarang, akan diadakan lagi praktikum di semester yang baru ini.

Bahkan, selama satu minggu terakhir ini saya telah merasakan euforianya di lab tersebut. Lab tersebut sudah haus akan keganasan dan kelembutan bagi siapa saja yang memasuki ruangan praktikum tersebut. Hmm tentunya tergantung oleh siapa saja yang menempatinya.

Hmm, dengan dimulainya praktikum di semester yang baru, bagi mahasiswa ini merupakan suatu anugerah atau musibah ya? Yang tadinya sudah senang karena banyak hari libur dalam satu minggu, dan sekarang hari libur tersebut harus berkurang karena diisi oleh waktu praktikum. Yeahh, it's amazing brooo.

Ruang praktikum
Praktikum akan segera dimulai, tentunya para asisten-pun harus bersiap-siap untuk mempersiapkan semuanya. Saya, yang sejak semester lalu bergabung dalam asisten laboratorium sistem informasi, juga mulai bersiap-siap untuk mempersiapkan segala yang harus dipersiapkan. Waktu main-pun harus saya kurangi dengan perasaan (sedikit) tak rela (sepertinya). Berangka.. Berjuang kaka..

Jadi Asisten Baruuu..
Saya jadi teringat ketika saya waktu itu menjadi asisten baru. Sebelumnya saya harus melewati beberapa proses pen-seleksi-an yang cukup ketat, yaitu membuat suatu program, presentasi layaknya seorang tutor, dan yang terakhir wawancara. 

Setelah melewati proses tersebut, akhirnya saya diberi kesempatan untuk menjadi seorang asisten laboratorium. Tentunya dengan predikat asisten baru, hmm pikir saya kala itu. Menurut saya, baru itu bukan berarti newbie looh, melainkan layaknya seorang master yang mencoba terjun untuk berbagi pengetahuannya. Yah mungkin ini "angan angan bebek", tapi saya mencoba berpegang teguh pada prinsip tersebut.

Perasaan bangga-pun tertancap di dalam dada kala itu. Tak hanya perasaan bangga, perasaan takut-pun juga muncul bercampur menjadi satu kala itu. 

Menjadi asisten itu merupakan tanggung jawab yang (cukup) berat. Mengapa? Karena nasib mahasiswa, yang saat itu mengikuti praktikum, ada dalam genggaman kita para asisten. Kita harus bisa merangkul mereka ke dalam lingkungan kita, tentunya melalui kerja sama mereka dengan mentaati peraturan di laboratorium. Apalagi bila kita ditunjuk untuk menjadi tutor praktikum, materi yang sudah kita pelajari harus tertuangkan dengan baik ke dalam kepala masing-masing mahasiswa tersebut.

Ditunjuk jadi tutor praktikum? Why Not?
Saya juga teringat waktu itu, dikala hari pertama saya bertugas. Saya datang ke kampus dengan kepala sedikit mendongak ke atas, mencoba untuk tetap terlihat keren (mungkin), sekaligus berusaha untuk menyamarkan bunyi dag-dig-dug yang terdengar di dalam dada. 

Memasuki ruang praktikum, saya yang kala itu tidak tahu harus melakukan apa, kemudian ditunjuk oleh ketua asisten lab untuk menjadi tutor pertama di hari itu. Bukan main..

Saya beruntung, materi pertama kala itu memang tidak terdengar asing bagi saya. Saya menyanggupinya dengan suara keras (berteriak dalam hati, yeahh!) dan tentunya dengan perasaan sedikit was-was. Saat itu saya coba berpikir positif. Saya berimprovisasi dengan pengetahuan yang saya miliki. Namun akhirnya sampailah saat dimana saya tidak tahu harus berbuat apa selanjutnya di depan. Saya coba untuk tetap tenang, tenang, dan tenang. Hingga akhirnya praktikum pertama saat itu selesai dengan hmm.. yaa lumayan sukses sepertinya. Pada intinya saya berhasil melewatinya hohoho *sambil tertawa dalam napas yang terengah-engah*.

Setelah ngomong panjang lebar akhirnyaaa
Jadi asisten baris, Hayoo ngapain aja?
Saya juga teringat, masih di hari yang sama, setelah saya menjadi tutor di shift pertama tadi, kemudian di shift yang ke-2 tugas saya selanjutnya menjadi asisten baris. 

Tugas kali ini berbeda, saya tidak lagi berada di depan para peserta praktikum, melainkan tugas saya yaitu sekarang di sudut belakang ruangan praktikum. Saya dihadapkan pada kumpulan map dan foto-foto yang dibawa oleh peserta praktikum. Apa yang harus saya lakukan, pikir saya kala itu..

Map-map yang menjadi rebutan para asisten (?)
Teman satu ruangan saya kala itu memberikan tawa kecil terhadap saya, maksud hati sepertinya meledek :| . Ini dikarenakan saya tidak mengikuti briefing, karena waktu briefing bersamaan dengan waktu kuliah yang memang tidak bisa diganggu gugat saat itu. Haha dan ini salah, saya mengakui kesalahan saya tersebut. Hingga akhirnya saya menjadi mengerti terhadap tugas-tugas yang sepatutnya dilakukan.

Foto siapa ini hayoo
Penutup
Di dalam ruangan kita semua sama-sama belajar. Tidak harus selalu dosen yang memberikan suatu pelajaran untuk kita, tapi kita semua bisa belajar dan memberikan pelajaran layaknya seorang dosen. Hingga akhirnya saya bisa menikmati "hidup" di ruangan tersebut.

Sebenarnya masih banyak cerita-cerita lainnya yang gak kalah seru dan lucu bila diingat-ingat sampai saat ini. Ya.. hal itu lah yang tidak bisa saya lupakan, semua ini berkat rekan-rekan dari LABSI (Laboratorium Sistem Informasi). Terimakasih semuanyaa. Jaya terussss asisten seperdjoeanganku..

Comments

Popular posts from this blog

Apa Itu Kaskus

3 Tingkatan Cinta dan Berbagai Bentuk Cinta

Apa itu Desk Checking? Pengecekan Meja-kah?