Mempelajari tentang "Whitebox Testing" dan "Blackbox Testing"
Apa kabar para pembaca setia "blog yang sedang mencoba untuk eksis ini"? Sekarang bulan Ramadhan ya. Bagi yang muslim tentunya diwajibkan untuk berpuasa selama sebulan penuh ini. Tetap semangat ya dalam menunggu adzan magrib yang masih beberapa jam lagi dikumandangkan. Mungkin sambil menunggu waktu berbuka, kalian dapat mengambil manfaat dari setiap tulisan di blog ini.
Pada tulisan kali ini, ceritanya, saya mau sharing sedikit mengenai mata kuliah Testing dan Implementasi Sistem yang sedang saya pelajari di semester ini. Pertemuan di kelas dengan ibu dosen pun sudah mendekati batas akhirnya. Tinggal satu pertemuan pamungkas lagi untuk dapat bernapas lega sekaligus berteriak "Horeeeee" (apalagi sambil berjemur di bawah teriknya sinar mentari). Tahu kan maksudnya? Yap, pertemuan terakhir itu "Ujian".
Seharusnya hari ini adalah waktu pelaksanaan ujiannya. Namun, karena sang ibu dosen berhalangan hadir, ujian pun mau tak mau diundur. Entah kapan. Kami pun berusaha memakluminya. Padahal mah dalam hati senangnya minta ampun, karena waktu untuk belajar pun menjadi bertambah, atau malah waktu untuk bermainnya yang malah semakin bertambah. Ya, pokoknya sama sajalah.
Layaknya film yang memiliki tema tertentu dalam maksud setiap pembuatannya, ujian pun juga begitu. Tema ujian kali ini yaitu mengenai “Whitebox” dan “Blackbox”. Sekilas terdengar terjemahan kata putih dan hitam. Ini bukan soal kulit putih dan kulit hitam, atau ilmu putih dan ilmu hitam, tetapi ini berkaitan dengan sebuah kotak. Yang satu berwarna putih dan yang satu lagi berwarna hitam. Apakah kotak putih dan hitam tersebut menandakan arti yang sebenarnya? Tentunya ini “kiasan”. Memangnya hanya sastrawan saja yang boleh menggunakan kiasan di cakupan bidang profesinya, ingat, orang IT (Teknologi Informasi) pun tak kalah jagonya dalam hal ini. Bahkan, banyak juga orang IT yang mencakup sebagai sastrawan. Siapa contohnya? Saya lupa.
Lalu apa arti sesungguhnya “Whitebox” dan “Blackbox” itu? Karena ini berkaitan dengan mata kuliah Testing dan Implementasi Sistem, maka dari itu perlu dikaitkan dengan sistem.
Sistem yang baik adalah sistem yang sesuai dengan kebutuhan dan tentunya dapat menyelesaikan masalah yang ada. Sistem yang baik juga dibuat sesuai dengan perancangannya. Dalam perancangan sistem, untuk menyatakan apakah sistem tersebut berhasil atau tidaknya (dalam arti sesuai dengan perancangan, dan bebas dari “error” atau kesalahan) perlu dilakukan pengujian terhadap sistem tersebut. Nah, disinilah peran Whitebox dan Blackbox berfungsi, atau lebih tepatnya Whitebox Testing dan Blackbox Testing.
Whitebox Testing
Whitebox (kotak putih) dari katanya saja sudah dapat ditebak artinya. Saya mengingatnya dengan analogi sebuah kotak berwarna PUTIH, TRANSPARAN, sehingga seluruh isi di DALAM kotak tersebut dapat dilihat secara kasat mata.
Whitebox Testing berarti pengujian terhadap kotak putih. Oleh karena kotak putih tersebut bersifat transparan, maka otomatis pengujian dilakukan secara terperinci.
“White box testing didasarkan pada pemeriksaan detail prosedural. Alur logikal suatu software diujicoba dengan menyediakan kasus ujicoba yang melakukan sekumpulan kondisi dan/atau perulangan tertentu. Status dari program dapat diperiksa pada beberapa titik yang bervariasi untuk menentukan apakah status yang diharapkan atau ditegaskan sesuai dengan status sesungguhnya.”
“Sepintas seolah-olah white box testing akan menghasilkan program yang 100% benar, yang diperlukan hanyalah mendefinisikan alur logikal, membangun kasus uji untuk memeriksa software tersebut dan mengevaluasi hasil yang diperoleh. Sayangnya, ujicoba yang menyeluruh ini menghadirkan masalah logikal tertentu. Untuk sebuah program sederhana sekalipun, terdapat banyak alur logikal yang memungkinkan. Sehingga white box testing sebaiknya hanya dilakukan pada alur logikal yang penting. Struktur data-struktur data yang penting dapat diujikan dengan uji validitas.“
Whitebox Testing dilakukan oleh tester dan developer. Karena memang merekalah yang mengerti tentang keseluruhan sistem, dan mereka harus mencari apakah ada kesalahan dalam sistem tersebut.
Blackbox Testing
Kotak yang selanjutnya yaitu kotak hitam (Blackbox). Kali ini saya mengingatnya dengan analogi sebuah kotak berwarna HITAM, yang apabila dilihat hanya tampak LUARnya saja.
Blackbox Testing berarti pengujian terhadap kotak hitam. Pengujian dilakukan dengan cukup melihat bagian luarnya saja, karena memang kotak tersebut gelap sekali, sehingga apabila ingin melihat isi kotak tersebut pasti tak akan kelihatan apa-apa.
“Black box testing menyinggung ujicoba yang dilakukan pada interface software. Walaupun didesain untuk menemukan kesalahan, ujicoba blackbox digunakan untuk mendemonstrasikan fungsi software yang dioperasikan; apakah input diterima dengan benar, dan ouput yang dihasilkan benar; apakah integritas informasi eksternal terpelihara. Ujicoba blackbox memeriksa beberapa aspek sistem, tetapi memeriksa sedikit mengenai struktur logikal internal software.”
Blackbox testing biasanya dilakukan oleh end user. Namun, tidak menutup kemungkinan tester dan developer juga ikut membantu pengujian ini.
Pada tulisan kali ini, ceritanya, saya mau sharing sedikit mengenai mata kuliah Testing dan Implementasi Sistem yang sedang saya pelajari di semester ini. Pertemuan di kelas dengan ibu dosen pun sudah mendekati batas akhirnya. Tinggal satu pertemuan pamungkas lagi untuk dapat bernapas lega sekaligus berteriak "Horeeeee" (apalagi sambil berjemur di bawah teriknya sinar mentari). Tahu kan maksudnya? Yap, pertemuan terakhir itu "Ujian".
Seharusnya hari ini adalah waktu pelaksanaan ujiannya. Namun, karena sang ibu dosen berhalangan hadir, ujian pun mau tak mau diundur. Entah kapan. Kami pun berusaha memakluminya. Padahal mah dalam hati senangnya minta ampun, karena waktu untuk belajar pun menjadi bertambah, atau malah waktu untuk bermainnya yang malah semakin bertambah. Ya, pokoknya sama sajalah.
Layaknya film yang memiliki tema tertentu dalam maksud setiap pembuatannya, ujian pun juga begitu. Tema ujian kali ini yaitu mengenai “Whitebox” dan “Blackbox”. Sekilas terdengar terjemahan kata putih dan hitam. Ini bukan soal kulit putih dan kulit hitam, atau ilmu putih dan ilmu hitam, tetapi ini berkaitan dengan sebuah kotak. Yang satu berwarna putih dan yang satu lagi berwarna hitam. Apakah kotak putih dan hitam tersebut menandakan arti yang sebenarnya? Tentunya ini “kiasan”. Memangnya hanya sastrawan saja yang boleh menggunakan kiasan di cakupan bidang profesinya, ingat, orang IT (Teknologi Informasi) pun tak kalah jagonya dalam hal ini. Bahkan, banyak juga orang IT yang mencakup sebagai sastrawan. Siapa contohnya? Saya lupa.
Lalu apa arti sesungguhnya “Whitebox” dan “Blackbox” itu? Karena ini berkaitan dengan mata kuliah Testing dan Implementasi Sistem, maka dari itu perlu dikaitkan dengan sistem.
Sistem yang baik adalah sistem yang sesuai dengan kebutuhan dan tentunya dapat menyelesaikan masalah yang ada. Sistem yang baik juga dibuat sesuai dengan perancangannya. Dalam perancangan sistem, untuk menyatakan apakah sistem tersebut berhasil atau tidaknya (dalam arti sesuai dengan perancangan, dan bebas dari “error” atau kesalahan) perlu dilakukan pengujian terhadap sistem tersebut. Nah, disinilah peran Whitebox dan Blackbox berfungsi, atau lebih tepatnya Whitebox Testing dan Blackbox Testing.
Whitebox Testing
Whitebox (kotak putih) dari katanya saja sudah dapat ditebak artinya. Saya mengingatnya dengan analogi sebuah kotak berwarna PUTIH, TRANSPARAN, sehingga seluruh isi di DALAM kotak tersebut dapat dilihat secara kasat mata.
Whitebox Testing berarti pengujian terhadap kotak putih. Oleh karena kotak putih tersebut bersifat transparan, maka otomatis pengujian dilakukan secara terperinci.
Kotak putih, bukan kotak sulap. |
“White box testing didasarkan pada pemeriksaan detail prosedural. Alur logikal suatu software diujicoba dengan menyediakan kasus ujicoba yang melakukan sekumpulan kondisi dan/atau perulangan tertentu. Status dari program dapat diperiksa pada beberapa titik yang bervariasi untuk menentukan apakah status yang diharapkan atau ditegaskan sesuai dengan status sesungguhnya.”
“Sepintas seolah-olah white box testing akan menghasilkan program yang 100% benar, yang diperlukan hanyalah mendefinisikan alur logikal, membangun kasus uji untuk memeriksa software tersebut dan mengevaluasi hasil yang diperoleh. Sayangnya, ujicoba yang menyeluruh ini menghadirkan masalah logikal tertentu. Untuk sebuah program sederhana sekalipun, terdapat banyak alur logikal yang memungkinkan. Sehingga white box testing sebaiknya hanya dilakukan pada alur logikal yang penting. Struktur data-struktur data yang penting dapat diujikan dengan uji validitas.“
Whitebox Testing dilakukan oleh tester dan developer. Karena memang merekalah yang mengerti tentang keseluruhan sistem, dan mereka harus mencari apakah ada kesalahan dalam sistem tersebut.
Blackbox Testing
Kotak yang selanjutnya yaitu kotak hitam (Blackbox). Kali ini saya mengingatnya dengan analogi sebuah kotak berwarna HITAM, yang apabila dilihat hanya tampak LUARnya saja.
Blackbox Testing berarti pengujian terhadap kotak hitam. Pengujian dilakukan dengan cukup melihat bagian luarnya saja, karena memang kotak tersebut gelap sekali, sehingga apabila ingin melihat isi kotak tersebut pasti tak akan kelihatan apa-apa.
Kotak hitam. |
Blackbox testing biasanya dilakukan oleh end user. Namun, tidak menutup kemungkinan tester dan developer juga ikut membantu pengujian ini.
Mungkin itu saja yang bisa saya bagikan. Bila kalian ingin mempelajari lebih jauh, kalian dapat mencari sendiri di Google atau situs pencarian online lainnya.
Mau putih mau hitam, kata orang-orang sih lebih baik yang pribadinya baik, jujur, dan setia, itulah yang terbaik. Hmm.. Abaikan.
keren penjelasannya..
ReplyDeletepenjelasannya sangat detail sekali.
ReplyDelete