Senyuman para Gadis Penjaja Rokok
Saat dalam perjalanan pulang kuliah, lagi-lagi saya melihat sekumpulan gadis yang berkeliaran di jalanan. Dengan kostum yang sedikit minim, mereka berkeliling dari satu lokasi ke lokasi lainnya di jalanan, di pinggir jalan tentunya.
Mereka terlihat asik bercengkerama dengan pemuda-pemuda yang ada disitu. Sembari bercengkerama, mereka terlihat seperti menawarkan sesuatu kepada tersebut.
"Bang, rokoknya bang?"
Terkadang suara yang terdengar juga sedikit berbeda sepertinya. Sedikit mendesah basah yang memang sudah terasah dengan baik.
Gadis-gadis tersebut sangatlah percaya diri. Jalannya selalu tegak, seperti sedang membusungkan sesuatu. Mereka terlihat anggun, apalagi kalau sedang tersenyum. Seakan-akan tujuh keajaiban dunia terkumpul menjadi satu dan melekat pada gadis tersebut.
Tak semua pemuda yang mereka dekati. Mereka melihatnya terlebih dahulu, kemudian menganalisis. Entah faktor apa yang mereka pertimbangkan lewat analisisnya tersebut. Setelah itu mereka dekati pemuda pilihannya tersebut.
sumber: toonpool.com |
Dan selalu ada siulan yang menghampiri perjalanan mereka. Mulai dari anak-anak, hingga orang dewasa. Mereka bersiul bersama-sama. Terkadang gadis-gadis tersebut mencoba membalas siulannya dengan kedipan dua bola mata indahnya.
Beberapa diantaranya ada yang tersipu malu. Tampaklah warna merah merona yang tergambar jelas di wajahnya.
Saya jadi terpikirkan segelintir syair untuk mereka.
Wahai gadis penjaja rokok. Kau tampak seksi dan penuh sensasi.
Kostum ketat dan rok mini mu menambah kesan serasi.
Kau beri aksi, langsung saja kubalas dengan reaksi.
Kedatangan mu tak terduga, terkadang muncul dari taksi.
Kalau bukan taksi, ya mersi.
Terkadang kau duduk di kursi, dan menunggu orang yang berdasi.
Berawal dari permisi, kemudian berakhir dengan makasi.
Datang ke polisi untuk berharap sesuatu, tapi bukan untuk meminta sangsi.
Apakah ini termasuk emansipasi?
Sepertinya ini tradisi.
Tradisi yang tak akan pernah basi.
Untuk apa sertifikasi, yang penting bisa beli nasi.
Ingat, jangan pernah sodorkan ASI!
Wangimu jauh dari terasi.
Secara tidak langsung mengajak gadis-gadis desa untuk berurbanisasi.
Sepertinyatakakanpernahhabisuntukdibahas, oh ya lupa spasi.
Saya menjadi sedikit tahu perasaanmu, melalui raut yang tergambar jelas di wajahmu. Teruslah kejar cita-citamu. Apa yang orang katakan tentang kamu, abaikan saja. Tetap semangat wahai para gadis penjaja rokok.
*dari saya yang selalu menyaksikan kehidupanmu di jalanan.
Comments
Post a Comment